Makalah Ekologi
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ekologi disebut juga ilmu lingkungan
adalah merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang
mempelajari jasad hidup maupun jasad yang tak hidup. Ilmu ini merupakan
perpaduan antara berbagai cabang ilmu di antaranya adalah sosiologi, ilmu
kesehatan, geografi, fisika, kimia, biologi dan sebagainya. Tekanan pembahasan
ilmu lingkungan antara lain pada masalah energi, materi, ruang, waktu dan
keanekaragaman. Pembahasan ilmu lingkungan melibatkan integrasi semua ilmu,
yang pada dasarnya ditujukan pada upaya untuk mengkaji tentang jasad hidup
dengan lingkungannya. Fokus kajiannya membahas kecermatan pemindahan energi
dalam berbagai sistem dan dampaknya. Semua yang ada di muka bumi ini tidak
peduli apakah makhluk hidup maupun tak hidup yang selalu berinteraksi.
Interaksi tersebut akan berimplikasi pada proses yang melibatkan pemindahan
energi.
Istilah ekologi pada mulanya dicetuskan
oleh pakar biologi jerman,yaitu Ernst Haeckel pada tahun 1866. Ekologi berasal
berasal dari bahasa yunani, yaitu oikos yang berarti rumah
dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah, ekologi bisa
diartikan sebagai ilmu rumah tanggaan. Pengertian ekologi kemudian berkembang
menjadi ilmu yang mempelajari interaksi antarmakhluk hidup dan antara makhluk
hidup dengan lingkunganya.
B.
Tujuan Penelitian
1. Memahami komponen yang menyusun
ekosistem
2. Mengetahui komponen biotik dan
abiotik ekosistem
3. Memahami interaksi antar komponen
biotik antara komponen biotik dengan komponen abiotik
C.
Mamfaat Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui sikap atau tanggapan
para siswa mengenai Ekologi (Ilmu Lingkungan)
2. Mendapatkan data dan informasi yang
pasti mengenai masalah tersebut dengan pasti karena bersumber langsung dari
siswa yang mungkin bersangkutan.
3. Membantu memahami tentang
pengertian ekologi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.Mengidentifikasi Komponen
Ekosistem
Organisme hidup dan tak hidup sulit dipisahkan satu sama
lain; saling berinteraksi untuk mencapai keseimbangan hidup. Proses interaksi
ini akan menghasilkan aliran energi dan makanan. Aliran energi dan makanan ini
memungkinkan terjadinya siklus mineral yang terjalin dalam satu sistem yang
dinamakan ekosistem yang juga lazim disebut tata lingkungan.
Ekosistem disebut juga tata
lingkungan. Ekosistem terdiri dari berbagai unsur yang membentuk tata
lingkungan. Komponen ekosistem yang dikenal di alam ini adalah komponen biotik
dan komponen abiotik.
1. Komponen biotik
Adalah ekosistem yang tergolong mahluk hidup.Komponen biotik
pada ekosistem sawah misalnya, bisa mencankup mikroorganisme, padi, belalang,
manusia, jamur, ganggang, lumut, dan tumbuhan paku. Komponen biotik dalam
ekosistem tidak dipelajari secara individu, tetapi dalam satuan populasi dan
komunitas
a. Populasi
Populasi tidak terdiri dari satu makhluk hidup atau
individu, tetapi atas sekumpulan makhluk hidup yang menempati suatu kawasan tertentu.
Namun, sekumpulan makhluk hidup ini hanya disebut populasi jika memiliki jenis
yang sama atau satu spesies jika mampu untuk bebiak silang dan menurunkan
anakan yang fertil.
Sebagai
contoh populasi, perhatikanlah sebuah kolam ikan yang dihuni oleh berbagai
jenis makhluk hidup, seperti ganggang, lumut, serangga air, lele, ikan mas, dan
lainnya. Jika setiap jenis makhluk hidup ini jumlahnya lebih dari satu, maka
pada kolam ikan akan terbentuk populasi ganggang, populasi lumut, populasi serangga
air, dan seterusnya.
b. Komunitas
Populasi-populasi makhluk hidup yang ada pada suatu tempat
tidak berdiri sendiri begitu saja, tetapi saling berinteraksi. Pada sebuah
kolam ikan misalnya, populasi ganggang akan berinteraksi dengan populasi ikan
berukuran kecil. Interaksi antara ganggang dengan ikan kecil berlangsung
melalui proses makan. Interaksi antarapopulasi pada suatu area ini
membentuk Komunitas.Komunitas tidak harus meliputi kawasan
yang luas dengan tumbuhan dan hewan yang beragam. Tempurung kelapa yang sudah
berisi air hujan lebih dari seminggu dapat menjadi suatu komunitas yang
tersusun atas bakteri, jamur, dan protozoa.
2. Komponen abiotik
adalah komponen materi yang tergolong tak hidup.Termasuk komponen
abiotik ini antara lain iklim, senyawa anorganik dan senyawa organik. Iklim
dalam hal ini melibatkan suhu, kelembaban, cuaca, arah angin dan sebagainya.
Komponen senyawa anorganik antara lain karbon (C), nitrogen (N), karbondioksida
(CO2), air ( H2O) dan sebagainya, termasuk pula di sini
daur/siklus mineralnya. Senyawa organik yang meliputi protein, lemak, hidrat
carbon dan sebagainya yang dapat mengikat antara mata rantai komponen biotik
dan abiotik.
2.2.Interaksi Antar
Komponen Biotik
Interaksi antarkomponen biotik merupakan interaksi yang
terjadi antarpopulasi organism yang menyusun ekosistem. Beberapa tipe interaksi
antarkomponen biotik, yaitu mutualisme, komensalisme, alelopati,
predasi, kompetisi, dan parasitisme.
1. Mutualisme
Mutualisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi
antarorganisme dari dua spesies yang berbeda yang saling menguntungkan. Contoh
hubungan mutualisme adalah semut dengan aphid. Semut melindungi aphid
dari pemangsanya, sedangkan aphidmemberikan cairan sejenis madu kepada semut.
Contoh lain bunga dengan lebah.
2. Komensalisme
Komensalisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi
antarorganisme dari dua spesies yang bebeda, yang mana hanya satu organisme
saja yang memperoleh keuntungan sedangkan yang lainya tidak terpengaruh. Contoh
hubungan antara ikan remora dengan ikan hiu; contoh lain tanaman anggrek yang
tumbuh secara epifit pada batang pohon.
3. Alelopati
Alelopati adalah hubungan atau interaksi antaraorganisme,
yang mana keberadaan satu organisme dapat menghambat pertumbuhan atau
perkembangan organisme lainya melalui pelapisan toksin atau racun. Tanaman
pinus misalnya, menyekresikan zat yang menyebabkan tanah disekitarnya menjadi
terlalu asam untuk pertumbuhan tanaman jenis lanya.
4. Predasi
Predasi adalah hubungan atau interaksi antarorganisme yang mana satu
organisme memakan organisme lainya. Organisme yang memakan disebut Predator
sedangkan yang dimakan disebut Mangsa.
5. Kompetisi
Adanya persaingan untuk mendapatkan sumber yang terbatas
terjadinya hubungan atau interaksi dalam bentuk Kompetisi.
6. Paraitisme
Paratisme adalah hubungan antarorganisme berbeda spesies,
yang mana satu jenis organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang dengan
organisme lainya (inang)dan menimbulkan kerugian bagi organisme yang
ditumpanginya. Contoh cacing pita hidup dengan cara mnempel pada alat
pencernaan inangnya, kemudian menyerap makanan yang dicerna oleh inangnya.
2.3.Rantai Makanan
Dalam ekosistem terjadi interaksi antara komponen biotik dan
abiotik mulai dari tingkat individu sampai lingkup biosfer. Interaksi ini
ditampilkan dalam pemanfaatan oksigen untuk bernafas, pemanfaatan cahaya
matahari pada tumbuhan. Interaksi terjadi antara individu dengan lingkungan
bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam hal interaksi,
semua organisme memerlukan energi dalam bentuk energi kimia. Perpindahan energi
yang berbentuk makanan diubah strukturnya ke dalam energi kimia melewati urutan
makan dan dimakan yang disebut sebagai rantai makanan.
Seperti telah diungkapkan di bagian depan komponen biotik
meliputi kelompok autotrofik dan heterotrofik. Telah
dijelaskan pula bahwa kelompok autotrofik adalah kelompok yang
tidak menggantungkan diri pada kehadiran makhluk lain dalam sintesa makanannya.
Sebaliknya komponen heterotrofik,adalah kelompok makluk hidup yang
menggantungkan diri pada makhluk hidup yang lain dalam sintesa makanannya.
Komponen heterotrofik ini dibedakan menjadi
dua yakni kelompokmakrokonsumen dan mikrokonsumen. Kelompok makrokonsumen merupakan
kelompok yang menggantungkan diri pada kehadiran makhluk lain dalam sintesa
makanannya. Kelompok makrokonsumen dibedakan lagi menjadi tiga
tingkatan, yakni konsumen tingkat I, tingkat II dan tingkat III. Wiegert dan
Owens (1970) membagi komponen hetrerotrofik ke dalam
komponen biofagus dan saprofagus. Biofagusadalah
mahkluk yang mengkonsumsi makhluk hidup lain dan saprofagus makhluk
hidup yang memanfaatkan jasad mati atau zat organik mati.
Rantai makanan dimulai dari produsen, yang pada umumnya
berupa tumbuhan hijau, misalnya tanaman jagung. Batang dan daun tanaman jagung
akan dimakan oleh konsumen I yakni kelompok herbivora yang juga disebut sebagai
konsumen primer. Konsumen kedua disebut juga konsumen sekunder akan memakan
konsumen primer. Konsumen sekunder ini dikelompokkan ke dalam karnivora, yakni
pemakan hewan. Konsumen tersier atau konsumen tingkat tiga pemakan konsumen
primer dan sekunder serta produsen. Konsumen tersier ini disebut kelompok
omnivora ataupemakan segala.
Lewat jalur yang lain rantai makanan juga dapat dimulai dari
produsen, misalnya tanaman jagung tersebut. Kemudian tahap berikutnya tanaman
jagung dan buahnya dimakan ulat, dan ulat ini dimakan burung seterusnya burung
dimakan oleh ular dan seterusnya. Dalam hal demikian ini tanaman jagung sebagai
produsen dan ulat, burung dan ular sebagai konsumen. Ulat ebagai konsumen
tingkat I atau konsumen primer, burung sebagai konsumen tingkat II atau
konsumen sekunder dan ular sebagai konsumen tingkat III atau konsumen tersier.
Dalam ekosistem rantai makanan tidaklah tunggal, tetapi
dapat berupa banyak rantai makanan yang seringkali disebut jaring
makanan.
Pada setiap transfer sebagian besar energi yakni hampir 80%
dari energy potensial dibebaskan dalam bentuk energi panas. Energi panas
tersebut akan hilang ke lingkungan sekitar. Oleh karena itu mata rantai
transfer tersebut menjadi sangat terbatas. Semakin pendek rantai makanan, atau
semakin dekat dengan produsen tentu akan semakin banyak pula energi yang
tersedia. Secara fisis terdapat dua rantai makanan yang dapat dibedakan dalam
kehidupan ini yakni rantai yang langsung dan rantai tidak langsung. Rantai
makanan yang langsung Misalnya dapat dimulai dari tanaman hijau (rumput)
sebagai produsen ke herbivora diteruskan ke karnivora, omnivora. Rantai makanan
yang tak langsung adalah rantai pengurai yakni dari zat organik mati menuju ke
mikroorganisme dan selanjutnya mikro organisme inilah sebagai predatornya. Ke
dua rantai makanan tersebut, yakni rantai makanan langsung dan rantai makanan
tak langsung tidaklah berdiri sendiri melainkan selalu berkaitan dengan rantai
makanan yang lain. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa lewat rantai
makanan akan membentuk pola saling ketergantungan satu sama lain. Jaringan
rantai makanan tersebut pada umumnya bersifat kompleks yang disebut sebagai
jaringan makanan.
Salah satu perwujudan dari hukum termodinamika I dan upaya
untuk melawan hukum termodinamika II yakni terjadinya rantai makanan. Dalam
rantai makanan ini terjadi transfer energi. Transfer dari sumber daya yang
berupa makanan dari tanaman seterusnya menuju suatu seri organisme yang memakan
hijauan daun yang berasal dari tanaman. Seterusnya dari binatang pemakan
tanaman tersebut akan dijadikan makanan bagi binatang yang memakan daging,
termasuk pula dinikmati oleh manusia. Sisa-sisa makanan akan diproses dalam
bumi kita oleh organisme pengurai (pembusuk) sehingga terjadilah siklus
kehidupan yang langgeng.
Comments
Post a Comment
Salam Sukses Ananda Collection
Pembaca termasuk membantu mengembangkan Blog ini Dengan cara berkomentar yang sesuai Artikel