Makalah Hidrosfer, Litosfer, dan Atmosfer
Bab I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Pengetahuan
tentang bumi merupakan bagian dari bidang studi IPA di Sekolah Dasar. Oleh
karena itu kita perlu meningkatkan dan mengoptimalkan pengetahuan mengenai buni
dan alam semesta pada calon guru Sekolah Dasar.
Alam
semesta merupakan sebuah ciptaan tuhan yang sangat luar biasa dimana alam
semesta ini berisikan berbagai macam mahluk hidup maupun mahluk tak hidup yang
berinteraksi satu dengan yang lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
sekali melihat fenomena fenomena yang terjadi di alam semesta kita dan
terkadang masih banyak yang menjawab fenomena tersebut dengan mengaitkannya
pada hal hal yang bersifat gaib, namun sebenarnya dari segi ilmu pengetahuan
fenomena tersebut dapat kita ungkap dengan menggunakan Ilmu Pengetahuan atau
sering kita kenal dengan penenlitian Ilmiah.
Keterbatasan
manusia merupakan faktor utama penyebab timbulnya mitos-mitos di kalangan
masyarakat. Namun semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membuat
kita mulai melakukan berbagai macam penelitian untuk mengungkap berbagai
fenomena yang terjadi alam semesta ini.
Dalam
lubuk hati kita pasti timbul berbgaai macam pertanyaan yang berhubungan dengan
asal muasal terjadinya alam semesta. Dalam teori bing bang dikatakan
bahwa pada awalnya ada suatu massa yang besar dan pasif. Kemudia masa itu
meledak menjadi kepingan-kepingan massa yang meledak dan menyebar ke segala
penjuru. Massa yang berpijar ini kemudian di kenal sebagai bintang-bintang.
Dari kumpulan berbagai bintang-bintang tersebut terbentuklah sebuah galaksai.
Galaksi yang ada di alam semesta belum di ketahui secara pasti berapa jumlahnya
namun yang sudah jelas bahwa planet bumi yang pijak sekarang merupakan bagian
dari galaksi bima sakti.
Ada
dua paham yang berkembang tentang tata surya. Paham yang pertama pertama adalah
paham geosentris. Paham ini menyatakan bahwa bumi merupakan pusat tata surya
namun seiring berjalannnya waktu dan berkembangnya penelitian serta teknologi
seorang ahli astronom bernama Copernicus mengemukakan konsepnya tentang
kontalasi jagad raya yang baru. Dia mengemukakan bahwa bumi sepenuhnya bukan
jagad raya. Menurut Copernicus bumi beserta planet planet lain bergerak
mengelilingi matahari. Jadi matahari yang menjadi pusatnya dan paham ini kita
kenal dengan nama heliosentris.
Planet
dimana kita berpijak ini kita kenal dengan nama planet bumi. Bumi adalah planet
ketiga dari delapan planet dalam tata surya. Diperkirakan usia planet bumi
mencapai 4.6 miliar tahun. Jarak antara bumi dengan matahari adalah 149.6 kilometer.
Bumi mempunyai beberapa struktur lapisan yang dapat kita bagi menjadi empat
bagian yaitu sentrosfer, litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
Pada
makalah kali ini kita akan mengungkap apasaja yang merupakan struktur atau
bagian dari bumi kita. Dimana bumi kita ini merupakan bagian dari alam semesta
yang memiliki keistimewaan. Hal ini dapat kita perjelas dengan adanya kita
sebagai mahluk yang hidup dan berkembang dibumi.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah :
Apakah
peengertian dari sentrosfer, hidrosfer, lithosfer, dan atmosfer?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini :
Untuk
mengetahui pengertian dari sentrosfer, hidrosfer, lithosfer, dan atmosfer
D. Manfaat
Dengan
adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui pengertian dari sentrosfer,
hidrofer lithosfer, dan atmosfer yang merupakan bagian dari bumi. Serta dapat
menjadi pedoman ataupun referensi untuk menyelesaikan tugas dan masalah yang
berkaitan dengan Bumi.
BAB II
Pembahasan
Pengertian , Hidrosfer, Litosfer, dan
Atmosfer
a.
Hidrosfer
Apabila
kita melihat bola dunia dimana samudera digambar dengan warna biru tua, maka
kesan kita adalah betapa luasnya samudera itu jika dibandingkan dengan
daratannya bahwa 70% muka bumi ditutupi dengan lapisan air yang kita sebut
hidrosfer. Hidrosfer sangat penting bagi perikehidupan dibumi. Tak ada mahluk
hidup yang dapat hidup tanpa air. Hidrosfer juga dapat meredam teriknya panas
matahari, karena energy cahaya matahari digunakan untuk menguapkan air. Dengan
hidrosfer terjadi pula sirkulasi air, yang disebut “siklus air besar”. Akibat
dari adanya siklus air ini ada berbagai macam antara lain, air laut menjadi
bertambah asin, terbentuknya sungai-sungai, danau-danau dan iar tanah. Erosi
juga dapat mengubah permukaan tanah dan membentuk batuan sendimen. Adanya erosi
air ini juga menjadikan raut muka bumi di laut lebih “rata” daripada diatas
tanah. Namun adalah kenyataan, bahwa gunung yang tinggi (pucak Everest) + hanya
9000 meter, sedangkan laut yang terdalam (Guam) mencapai 11.000 meter.
Beberapa
kubik air yang ada di dunia ini? Ada sementara ahli yang memperkirakan sebanyak
1,35. 1012 m3. sebagian besar terdiri dari air asin
sebanyak 97,2%. Yang berupa air danau, sungai, air tanah dan uap air (awan)
hanya sebesar 0,6%.
Kadar
garam air laut rata-rata adalah + 3%, sebagian besar berupa garam
dapur (NaCl) sebanyak 85%,garam inggris (MgSO4) sebanyak 10%, dan
inilah yang membuat air laut terasa agak pahit. Adapun 5% lainnya terdiri dari
berbagai mineral antara lain Calsium, Kalium, Bromida dan lain-lain.
Hidrosfer
dapat dibagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan atas disebut lapisan laut
dangkal, dalamnya kurang dari 500 m. Dibandingkan dengan lapisan yang dalam,
laut dangkal ini temperaturnya lebih hangat, massa jenisnya lebih kecil, lebih
terang kena cahaya matahari, lebih banyak udara terlarut. Lapisan kedua adalah
lapisan laut dalam yang dalamnya lebih dari1000 m. Lapisan ini lebih dingin,
gelap dan relative massa jenisnya lebih besar.
b. Lithosfer
Litosfer
atau kulit bumi dapat dibagi menjadi dua lapisan yaitu lapisan SIAL untuk
lapisan yang terluar, dan SIMA untuk lapisan yang di dalam. Disebut demikian
karena sebagian besar untuk pembentukannya (di luar oksigen) adalah Silisium -
Aluminium (SiAl) dan Silium – Magnesium (SiMa). Susunan kimiawi kulit bumi ini
adalah : Oksigen (O) 47%, Kalsium (Ca) 4 %, Silisum (Si) 27%, Natrium (Na) 3 %,
Aluminium (Al) 8 %, Magnesium (Mg) 2 %, Ferrum (Fe) 5 %, lain-lain 4 %. Lapisan
SiAl berupa tanah, benua, gunung-gunung dan sebagainya masssa jenisnya + 2,6 ;
sedangkan lapisan SiMa massa jenisnya + 2,9. Pada dasar samudera lapisan
SiAl-nya sangat tipis sehingga hampir seluruhnya terdiri dari SiMa.
c. Atmosfer
Kata
atmosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu atmos yang berarti uap dan sphaira
yang berarti bulatan Bumi. Secara umum atmosfer berarti lapisan udara yang
menyelimuti seluruh permukaan bumi. Atmosfer bekerja sebagai pelindung
kehidupan bumi dari pancaran energy matahari yang sangat kuat pada siang hari
dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Jika tidak ada
atmosfer suhu bumi akan meningkat hingga 93,3o C pada siang hari dan
turun hingga -148,9oC pada malam hari. Atmosfer juga berfungsi
melindungi bumi dari terjadinya hujan meteor.
Ketebalan
lapisan atmosfer sulit ditetapkan karena tidak jelasnya batas antara lapisan
atmosfer dan luar angkasa. Namun, sebagian besar ahli sepakat bahwa ketebalan
lapisan atmosfer adalah lebih dari 650 km.
Lapisan
atmosfer merupakan campuran dari berbagai gas yang tidak tampak. Berdasarkan
volumenya, terdapat empat gas yang terkandung di lapisan atmosfer. Keempat gas
yang menempati hamper 100% lapisan atmosfer tersebut masing-masing nitrogen (N2)
sebanyak 78,08%, oksigen (O2) sebanyak 20,95%, argon (Ar) sebanyak
0,93% dan karbondioksida (CO2) sebanyak 0,03%. Gas lain yang
terkandung dalam lapisan atmosfer dengan volume yang sangat rendah antara lain
neon (Ne), helium (He), krypton (Kr), hydrogen (H2 ), xenon (Xe) dan
ozon (O3 ).
Atmosfer
mempunyai beberapa bagian :
1.
Stratosfer
Stratosfer
adalah lapisan yang letaknya di atas troposfer sampai ketinggian 50 km. pada
lapisan stratosfer suhu akan meningkat dengan makin bertambahnya ketinggian.
Bagian terpenting dari stratosfer adalah adanya lapisan ozon. Lapisan ozon
berfungsi menyerap radiasi ultraviolet dari pancaran matahari sehingga sebagian
besar tidak akan mencapai bumi. Serapan radiasi matahari oleh ozon menyebabkan
suhu udara pada stratosfer meningkat.
2.
Mesosfer
Batas
antara strarosfer dan mesosfer juga ditandai dengan adanya pembalikan
temperature. Dari 40 km sampai 80 km, ternyata temperaturnya menurun lagi
sehingga pada ketinggian 80 km menjadi
-900 C.
Mulai dari stratosfer sampai mesosfer, udara sudah sangat tipis dibandingkan
dengan troposfer, sehingga penerbangan yang melewati lapisan ini harus berbekal
oksigen baik untuk mesin pesawatnya maupun untuk manusianya. Adapun perbedaan
antara susunan udara di stratosfer dengan di mesosfer adalah adanya proses
penguraian molekul-molekul gas menjadi atom-atomnya yang selanjutnya menjadi
ion-ion terutama pada bagian atas dari mesosfer. Atom-atom bebas tadi dapat
berpendar bila terkena sinar matahari sehingga tampak dari bumi seperti kabut
tipis yang bercahaya. Cahaya semacam ini sering tampak di arah kutub utara dan
selatan yang disebut “aurora”.
3.
Termosfer
Batas
antara mesosfer dengan termosfer juga ditandai dengan adanya pembalikan
temperatur, yaitu untuk dari -900 C meningkat terus sampai mencapai
lebih dari 10000 C. Dengan demikian mesosfer merupakan selubungan
bumi yang panas.
Di termosfer atom-atom berubah menjadi ion-ion. Ion-ion itu tarik menarik satu
terhadap lainnya sehingga membentuk lapsan yang disebut “Ionosfer”. Telah lama
orang memanfaatkan ionosfer itu untuk keperluan komunikasi jarak jauh misalnya
melalui pemancar radio. Gelombang radio itu berjalan lurus, oleh karena itu
tidaklah mungkin gelombang radio yang dipancarkan dari kota A dapat ditangkap
secara langsung di kota B karena adanya lengkungan bumi. Untuk mengatasi
masalah itu orang menggunakan ionosfer sebagai bidang pemantul.
4.
Eksosfer
Lapisan
atmosfer yang paling luar disebut “eksosfer”. Dalam lapisan ini hamper tidak
terdapat lagi udara. Yang ada hanyalah partikel-partikel dasar dari atom
seperti proton dan electron. Namun diperkirakan terdapat pula partikel-partikel
berupa debu halus meteorik. Pada lapisan eksosfer ini juga tampak adanya sinar
kutub (aurora) yang menjulang tinggi sampai mencapi 1000 km.
Penjelasan
Tentang Atmosfer,Hidrosfer dan Litosfer
A.
Atmosfer
Atmosfer berasal dari kata “atmo”
yang berarti udara dan “sfera” yang berarti lapisan. Jadi, atmosfer
adalah lapisan udara atau gas berlapis-lapis yang menyelubungi bumi, sedangkan
yang dimaksud dengan udara adalah semua gas yang tersusun dari berbagai zat
yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak dapat dilihat. Atmosfer
adalah lapisan kulit luar bumi dibawah litosfer (Sardiman, dkk. 2004: 20).
Atmosfer bumi tersusun atas 20 macam gas yang berbeda.
Dua gas yang utama adalah oksigen dan nitrogen. Atmosfer juga mengandung
partikel-partikel air dan debu, karena atmosfer bumi adalah hamparan udara yang
sangat luas, maka tentu saja memiliki berat. Jika atmosfer tersebut dapat
dimanfaatkan dengan disatukan menjadi sebuah skala, maka beratnya kira-kira
5.700.000.000.000.000 (5.700 triliyun) ton.
1.
Udara
tersusun dari berbagai zat pembentuk, sebagai berikut:
a.
Nitrogen
berjumlah 78%,
b.
Oksigen
berjumlah 21%,
c.
Argon
berjumlah 0,9%,
d.
Karbondioksida
berjumlah 0,03%, dan
e.
Karbon,
neon, xenon, hydrogen, helium, dan ozon berjumlah 0,07%.
2.
Sifat-sifat
fisik atmosfer, atmosfer
yang menyelubungi bumi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a.
Transparan
terhadap beberapa bentuk radiasi.
b.
Elastis
dan dinamis sehinga dapat mengembang dan mengerut.
c.
Tidak
bewarna, tidak berbau dan tidak dapat dirasakan.
d.
Memilki
berat sehingga dapat menimbulkan tekanan.
e.
Tediri
atas beberapa gas.
f.
Terdiri
atas beberapa lapisan.
3.
Lapisan
atmosfer
Atmosfer
terbentuk dari beberapa lapisan udara antara lain:
a.
Lapisan
troposfer (9-12 km)
Lapisan
troposfer adalah lapisan udara yang paling dekat dengan permukaaan bumi dengan
ketebalan yang berlainan, yaitu sekitar 9 km di daerah kutub dan 12 km di
daerah ekuator (Katino, 2006: 31).
Sifat-sifat khas lapisan ini adalah setiap kita naik 100
meter suhu udara akan turun 0,5˚-0,64˚C. Lapisan udara yang tebal pada
troposfer dapat melindungi bumi dari sinar matahari sehingga suhu bumi tidak
terlalu tinggi pada siang hari dan tidak terlalu rendah pada malam hari. Pada
lapisan inilah terjadi proses gerakan udara (angin), terbentuknya awan, dan
terjadinya hujan yang merupakan cirri unsure cuaca. Cuaca sangat berpengaruh
terhadap kehidupan di muka bumi.
b.
Lapisan
Stratosfer (12-50 km)
Lapisan
stratosfer adalah lapisan udara yang tingginya sekitar 18-60 km di atas
permukaan bumi (Katino,2006: 31).
Pada
lapisan ini terdapat konsentrasi ozon pada ketinggian sekitar 22 km yang
berfungsi melindungi lapisan troposfer dari radiasi sinar ultraviolet matahari.
Pada lapisan stratosfer terdapat proses persenyawaan dan pengeluaran panas
sehingga lapisan stratosfer memiliki lapisan mesosfer. Batas antara traposfer
dengan lapisan stratosfer disebut tropopause yang bersuhu mnimum, sedangkan
batas antara stratosfer dengan mesosfer disebut stratopause yang berimpit
dengan bagaian atas ozon bersuhu maksimum.
c.
Lapisan
Mesosfer (50-80 km
Lapisan
mesosfer adalah lapisan yang berada di atas lapisan stratosfer (Katino, 2006: 31).
Lapisan ini berfungsi memantulkan gelombang
radio dan televise (VHF dan UHF). Lapisan ini berfungsi ntuk melindungi bumi
dari hujan meteor. Semakin ke atas, suhu udara di lapisan mesosfer semakin dingin.
Pada lapisan mesopause (lapisan peralihan antara mesosfer dan termosfer) suhu
dapat mencapai 140˚C di bawah nol (-140˚C).
d.
Lapisan
Termosfer (50-80 km)
Lapisan
termosfer adalah
lapisan atmosfer yang paling
panas dengan lapisan atmosfer yang lain
(Katino, 2006: 31).
Lapisan ini terletak di ketinggian antara 80
km sampai batas antara atmosfer dengan angkasa luar. Pada lapisan termosfer ini
suhu udara dapat mencapai 1.500˚C. Pada lapisan ini terdapat lapisan ionosfer
(ketinggian 80-450 km). Partikel-partikel ion yang dihasilkan pada lapisan ini
berfungsi untuk memantulkan gelombang radio, baik gelombang panjang maupun
gelombang pendek.
B.
Hidrosfer
Hidrogen
merupakan salah satu unsur geosfer yang terdiri atas air dalam berbagai wujud.
Air bisa berwujud padat, cair, maupun gas. Dalam kehidupan, air mempunyai
fungsi yang sangat penting. Air dibutuhkan untuk mandi, memasak, menyirami, dan
mencuci. Hidrosfer berasal dari kata
hidro (air) daan sphere (lapisan). Hidrosfer berarti lapisan air. Lapisan air
permukaan bumi meliputi lautan, laut, sungai, salju/gletset, air tanah, dan uap
air yang terdapat dalam atmosfer. Ilmu yang mengkaji perairan disebut
hidrologi. Hidrologi
adalah cabang geografi fisik yang mempelajari sumber air dengan penekanan pada
terhadapnya, sifat-sifatnya, kualitas dan kuantitasnya menurut ruang dan waktu
(Sardiman, dkk. 2004: 31).
Hidrosfer mencakup air tawar di daratan dan air garam di
lautan. Sebagian besar hidrosfer adalah lautan (97,2%) dan sisanya (2,8%)
adalah air tawar. Air merembes ke dalam bumi melalui pori-pori lapisan-lapisan
batuan dan tanah dengan proses infiltrasi. Faktor yang mempengaruhi infiltrasi
adalah porositas dan permeabilitas lapisan batuan.
1.
Siklus
hidrologi
Jumlah
air dibumi relative tetap. Air senantiasa bergerak dalam suatu peredaran yang
disebut siklus air atau siklus hidrologi. Siklus hidrologi, yaitu proses
perubahan bentuk air yang terjadi di alam secara terus-menerus yang disebabkan
oleh adanya pemanasan sinar matahari.
Siklus
hidrologi dipengaruhi oleh pemanasan sinar matahari. Adanya terik matahari pada
siang hari menyebabkan air di permukaan bumi mengalami evaporasi (penguapan)
maupun transpirasi menjadi uap air. Uap air akan naik hingga mengalami
pengembunan (kondensasi) membentuk awan. Akibat pendinginan terus-menerus,
butir-butir air di awan bertambah besar hingga akhirnya jatuh menjadi hujan
(presipitasi). Selanjutnya, air hujan ini akan meresap ke dalam tanah
(infiltrasi dan perkolasi) atau mengalir menjadi air permukaan (run off), baik
aliran air bawah tanah maupun air permukaan keduannya menuju ke tubuh air di
permukaan bumi (laut, danau, dan waduk).
Berikut
ini istilah-istilah yang terjadi pada siklus hidrologi.
a.
Evaporasi,
yaitu penguapan air laut menjadi uap air.
b.
Kondensasi,
yaitu perubahan wujud uap air menjadi air.
c.
Aveksi,
yaitu gerakan udara secara horizontal yang membawa titik air atau awan
dari suatu tempat ke tempat lain.
d.
Presipitasi,
yaitu turunnya titik-titik air dari udara ke permukaan bumi.
e.
Run
off, yaitu aliran air di permukaan tanah.
f.
Transpirasi,
yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan.
g.
Infiltrasi,
yaitu perembasan air ke dalam tanah melalui tanah.
h.
Sublimasi,
yaitu berubahnya uap air menjadi kristal-kristal
es.
2.
Jenis-jenis
siklus hidrologi
Ada
tiga jenis siklus hidrologi, yaitu siklus pendek, siklus sedang, dan siklus
panjang.
a.
Siklus
pendek, yaitu terjadinya penguapan di permukaan
laut, kemudian
terbentuk awan dan akhirnya hujan di kawasn laut.
b.
Siklus
sedang, yaitu penguapan terjadi di permukaan laut, kemudian terbentuk awan-awan
terbawa angin di daratan dan mengalir lagi melalui sungai di permukaan.
c. Siklus panjang, yaitu penguapan terjadi
dipermukaan laut, kemudian terbentuk awan-awan terbawa angin, terjadi hujan di
daratan dan mengalir lagi ke laut melalui sungai di permukaan dan aliran bawah
tanah.
C.
LITOSFER
Litosfer
berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata lithos dan spaira. Litos artinya
bebatuan dan spaira artinya lapisan. Jadi litosfer adalah lapisan kerak bumi
yang paling luar terdiri dari batuan. Litosfer
adalah lapisan kulit luar bumi, tersusun oleh berbagai jenis batuan dengan
struktur geografi yang bervariasi, yang mempunyai ketebalan antara 70-125 km
atau lebih (Sardiman, dkk. 2004: 19).
Ketebalan
kerak bumi tidak sama disetiap tempat. Tebal kerak bumi dibawah benua adalah
20-50 km dan tebal kerak bumi dibawah samudera adalah 10-12 km. Lapisan
litosfer terdiri atas 2 lapisan yaitu lapisan sial (silsium aluminium) dan
lapisan sima (silsium magnesium)
(Kurniawati12.blogspot.com, 22 April 2012).
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan
terluar bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk
mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi
yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan
lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir
secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly
pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang
sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai
keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi
bagian penting dari teori tersebut.
Harry hess, pada tahun
1960, dengan teori tektonik lempengnya membagi kerak bumi menjadi dua bagian,
yaitu kerak benua dan kerak samudera. Kerak benua terdiri dari batuan yang
ringan dan banyak mengandung SiO₂ (silika), sedangkan kerak samudera
sebagai dasar samudera terdiri dari batuan-batuan yang sangat padat berwarna
gelap dan miskin akan SiO₂ (Cut Meurah, dkk. 2006: 74).
1.
Batuan
Pembentuk Litosfer
Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi
menjadi tiga bagian :
a.
Batuan
beku, dikarenakan magma mengalami pendinginan dan zat cair pijar
berangsur-angsur menjadi dingin dan beku:
1) Batuan
beku dalam (plutonik). Hasil
pembekuan magma di dalam litosfer, sehingga
proses pendinginannya sangat lambat. Menghasilkan:
batuan beku dengan kristal penuh yang besar-besar (holokristalin).
2) Batuan
beku korok (porfirik). Pembekuannya
berlangsung lebih cepat karena magma telah meresap diantara lapisan-lapisan litosfer.
3) Batuan
beku luar (episif). Magma
berubah menjadi larva yang meleleh, dan proses pembekuan larva di permukaan
bumi menjadi cepat. Menghasilkan:
lelehan batuan beku dengan kristal yang halus bahkan ada yang tidak berkristal.
b.
Batuan
Sedimen (Endapan)
Berasal
dari batuan beku yang telah tersingkap oleh tenaga dari luar akan diangkut ke
tempat lain dan di tempat baru itulah lalu diendapkan.
1)
Batuan
sedimen klitik, yaitu pasir
2)
Batuan
sedimen kimiawi, yaitu stalaktit dan stalakmit
3)
Batuan
sedimen organik,
yaitu lapisan humus dari hutan
c.
Batuan
Malihan
Terjadi karena adanya
tekanan dan suhu yang tinggi sehingga menempatkan dan meremukkan batuan yang
sudah ada sebelumnya, baik itu yang berupa batuan beku atau batuan endapan. Dengan
adanya berbagai proses pembentukan jenis-jenis batuan di atas, akan
menghasilkan material-material yang bernilai ekonomis tinggi.
2. Bentuk muka bumi
a. Tenaga endogen
Tenaga
endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun
permukaan bumi. Tenaga
endogen terdiri dari tenaga tektonis, vulkanis dan gempa bumi (Bahpari dan Mulia, 2010: 57).
1) Tenaga
tektonis
Tenaga tektonis merupakan tenaga dari dalam bumi yang
menyebabkan terjadinya perubahan letak lapisan permukaan bumi secara mendatar
atau vertikal, baik yang mengakibatkan putusnya hubungan batuan atau tidak.
Gerakan
tektonis dibedakan menjadi dua yaitu:
a) Tektonis
epirogenesa
Tektonis
epirogenesa adalah proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga
yang lambat dari dalam dengan arah vertikal. Epirogenesa ada dua macam, yaitu: epirogenesa
positif adalah gerakan dengan arah ke bawah menyebabkan daratan mengalami
penurunan dan seolah-olah permukaan laut menjadi naik. Dan epirogenesa
negatif adalah gerakan dengan arah keatas menyebabkan naiknya permukaan daratan
dan seolah-olah permukaan laut menjadi turun
b) Tektonis
orogenesa
Tektonis
orogenesa adalah pengerahan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi wilayah
yang sempit. Tektonik orogenesa merupakan proses pembentukan gunung atau
pegunungan akibat adanya tabrakan lempeng benua. Contoh tektonik orogenesa
adalah deretan pegunungan mediterania yang memanjang dari pegunungan atlas di
Afrika sampai wilayah Indonesia.
2) Tenaga
vulkanis
Vulkanis
atau bersifat gunung api dapat diartikan sebagai suatu gejala atau akibat
adanya aktivitas magma di dalam litosfer hingga keluar sampai ke permukaan
bumi. Magma adalah bahan batuan pijar yang dapat berupa benda cair, padat dan
gas yang berada dalam kerak bumi. Ilmu yang mempelajari gunung berapi adalah
vulkanologi.
Terdapat
2 gerakan magma, yaitu
a) Intrusi
magma
Intrusi
magma adalah proses penerobosan magma melalui retakan dan celah pada lapisan
batuan pembentuk litosfer. Proses intrusi terjadi akibat tekanan gas-gas yang
mengandung magma.
b) Ekstrusi
magma
Ekstrusi
magma adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Planet
dimana kita berpijak ini kita kenal dengan nama planet bumi. Bumi adalah planet
ketiga dari delapan planet dalam tata surya. Diperkirakan usia planet bumi
mencapai 4.6 miliar tahun. Jarak antara bumi dengan matahari adalah 149.6
kilometer. Bumi mempunyai beberapa struktur lapisan yang dapat kita bagi
menjadi empat bagian yaitu sentrosfer, litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
Sentrosfer
merupakan dasar bumu atau bagian terdalam bumi. Tidak ada yang pernah menemui
dasar bumi. Bentuknya di perkirakan berupa zat cair. Makin kedalam massa jenis
dan temperaturnya semakin tinggi.
Hidrosfer
merupakan lapisan air yang menutupi muka bumi. Hidrosfer sangat penting bagi
perikehidupan dibumi. Tak ada mahluk hidup yang dapat hidup tanpa air.
Hidrosfer juga dapat meredam teriknya panas matahari, karena energy cahaya
matahari digunakan untuk menguapkan air. Dengan hidrosfer terjadi pula
sirkulasi air, yang disebut “siklus air besar”. Akibat dari adanya siklus air
ini ada berbagai macam antara lain, air laut menjadi bertambah asin,
terbentuknya sungai-sungai, danau-danau dan iar tanah.
Atmosfer
atmosfer berarti lapisan udara yang menyelimuti seluruh permukaan bumi.
Atmosfer bekerja sebagai pelindung kehidupan bumi dari pancaran energy matahari
yang sangat kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa
pada malam hari.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan
dapat dijadikan referensi untuk memecahkan masalah-masalah mengenai bagian
bagian bumi terutama sentrosfer, lithosfen Atmosfer, Hidrofer, dan Atmosfer.
Tentunya dalam makalah ini pasti ada kekurangannya kami mohon bantuan bagi
pembaca untuk bersama sama mencermati dan memberitahu penulis jika ada hal hal
yang kurang sesuai dengan pemikiran serta keadaan nyata di lapangan.
Comments
Post a Comment
Salam Sukses Ananda Collection
Pembaca termasuk membantu mengembangkan Blog ini Dengan cara berkomentar yang sesuai Artikel