makalah sosiologi kelompok sosial
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai mahluk sosial tentu manusia tidak dapat hidup sendiri. Mereka akan saling ketergantungan satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati.
Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia disebut juga social animal atau hewan sosial. Karena sejak dilahirkan, manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Manusia merupakan makhluk yang bersegi jasmaniah dan rohaniah. Segi rohaniah manusia terdiri dari pikiran dan perasaan. Apabila diserasikan, akan menghasilkan kehendak yang kemudian menjadi sikap tindak. Sikap tindak itulah yang kemudian menjadi landasan gerak segi jasmaniah manusia.
Hubungan kesinambungan antara manusia dengan manusia lainnya akan menghasilkan pola pergaulan yang dinamakan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial terjadi hubungan antar manusia (lebih dari 1 pelaku). Proses tersebutlah yang mejadi awal terbentuknya kelompok sosial. Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu acuan berdasarkan pada latar belakang masalah diatas sehingga penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kelompok sosial?
2. Bagaimana dasar pembentukan kelompok sosial?
3. Bagaimana klasifikasi kelompok sosial?
4. Seperti apa kehidupan masyarakat pedesaan dan perkotaan?
5. Apa yang menyebabkan terjadinya dinamika kelompok sosial?
C. Tujuan Makalah
1. Mendeskripsikan tentang pengertian kelompok sosial.
2. Mendeskripsikan tentang dasar pembentukan kelompok sosial.
3. Mendeskripsikan tentang klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teoretis
1. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial merupakan salah satu fokus perhatian dari pusat pemikiran sosologi. Hal ini dikarenakan titik tolaknya adalah kehidupan bersama. Kita telah mengetahui bahwa semua manusia atau individu yang ada di dunia ini pada awalnya merupakan kelompok sosial yang bernama keluarga, kemudian berkembang ke dalam lingkungan masyarakat.
Istilah kelompok sosial merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “sosial groups”, social berarti sosial/kemasyarakatan, sedangkan groups berarti kelompok.
Hendro Puspito (2010:10) mendefinisikan bahwa “Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.”
Robert K. Merton (2010:10) berpendapat bahwa “Kelompok sosial adalah kelompok yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah matang.”
Paul B. Horton dan Cheaster L.Hunt (2010:11) menjelaskan bahwa “Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.”
Mayor Polak (2010:11) “Kelompok sosial adalah sejumlah orang yang saling berhubungan dalam sebuah struktur.”
Mack Iver dan Charles H. Page (2010:11) berpendapat bahwa “Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan antarmanusia dalam himpunan tersebut bersifat saling mempengaruhi dan dengan kesadaran untuk saling menolong.”
Sedangkan Johnson (2010:11) mendefinisikan “Kelompok sosial adalah dua atau lebih orang yang saling berinteraksi dengan cara-cara yang terpola, dan dikenali sebagai sebuah kelompok oleh mereka sendiri atau oleh orang lain.”
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli sosiologi di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial adalah sekumpulan manusia yang mempunyai ciri-ciri yang sama, mempunyai pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, dan mempunyai kesadaran bersama akan keanggotaannya.
2. Pengertian Masyarakat
Menurut Koentjaraningrat (2007 : 11) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang tertikat oleh rasa identitas bersama.
1. Dasar Pembentukan Kelompok Sosial
a. Kepentingan yang Sama (Common Interest)
Kepentingan yang sama menjadi pendorong sekumpulan manusia untuk membentuk sebuah kelompok sosial. Berbagai kelompok sosial berdasarkan kesamaan kepentingan akhir-akhir ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat yang semakin modern, misalnya kelompok olahragawan, kelompok arisan, dan lain-lain.
b. Kesamaan Darah dan Keturunan (Common Ancestry)
Keturunan menjadi dasar persatuan dan tali persaudaraan yang paling kuat bagi manusia. Mereka yang merasa satu keturunan dan tinggal dalam suatu masyarakat yang dianggap mempunyai persamaan latar belakang suku bangsa maupun nenek moyang kemudian membentuk sebuah kelompok sosial misalnya kelompok keturunan India, kelompok keturunan Tiongkok, dan sebagainya.
c. Daerah atau Wilayah yang Sama
Kelompok sosial terbentuk atas dasar daerah atau wilayah yang sama ditinggali cenderung membentuk organisasi yang mantap dan kelompok sosial yang kuat. Sebagai contoh adalah paguyuban masyarakat Padang yang tinggal di Jawa.
d. Ciri Fisik yang Sama
Warna kulit, warna rambut dan bentuknya, bentuk hidung, mata dan ciri fisik lainnya merupakan salah satu faktor pendorong dibentuknya kelompok sosial.
2. Klasifikasi Kelompok Sosial
a. In-Group dan Out-Group
In-group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya. Sedangkan out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya. Ia selalu di kaitkan dengan istilah “kami atau kita” dan “mereka”, misalnya “kami mahasiswa Pendidikan Geografi dan “mereka mahasiswa Pendidikan Matematika”.
Sikap-sikap in-group pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok.
Sikap out-group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati. Perasaan in-group atau out-group didasari dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibanding dengan kelompok lainnya.
b. Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)
Menurut Charles Horton Chooley dalam bukunya yang berjudul Social Organization (1909) menyatakan bahwa kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan adanya ciri-ciri saling mengenal antar anggotanya serta adanya kerja sama erat yang bersifat pribadi. Hasil dari hubungan yang erat dan bersifat pribadi itu adalah adanya peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok sehingga tujuan individu juga menjadi tujuan kelompok.
Ciri-ciri kelompok primer yang dikemukakan Cooley adalah sebagai berikut :
1) Syarat utama keanggotaan kelompok primer adalah sebagai berikut.
a) Antaranggota kelompok saling berdekatan secara fisik dan terjadi interaksi secara intensif.
b) Kelompok tersebut kecil, sehingga masing-masing individu akan mudah berinteraksi secara langsung.
c) Adanya suatu kelanggengan hubungan antar anggota kelompok yang bersangkutan, misalnya hubungan darah (kekerabatan) dan pertemanan.
2) Sifat Hubungan-hubungan Primer
Salah satu sifat dari hubungan antar anggota kelompok primer adalah kesamaan tujuan dari individu-individu yang tergabung dalam kelompok tersebut, sehingga hubungan bukan saja sebagai alat untuk mencapai tujuan melainkan menjadi salah satu tujuan utama. Pada dasarnya yang dimaksud dengan adanya persamaan tujuan disini mempunyai dua arti sebagai berikut :
a) Individu yang bersangkutan mempunyai keinginan dan sikap yang sama, sehingga mereka berusaha untuk mencapai tujuan yang sama pula. Sebagai contoh dua orang sahabat yang memiliki cita-cita yang sama.
b) Kesediaan salah satu pihak untuk berkoban demi kepentingan pihak lain. Sebagai contoh, orang tua mau berkorban apa saja demi anaknnya.
Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang ditandai dengan pergaulan yang formal, tidak pribadi dan bercirikan kelembagaan, misalnya partai politik atau organisasi formal lainnya.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh kelompok sekunder adalah sebagai berikut :
1) Masing-masing anggota tidak saling mengenal karena jumlahnya banyak.
2) Bersifat tidak permanen.
3) Hubungan antaranggota renggang dan tidak perlu mengenal secara pribadi.
4) Pola hubungan cenderung mengarah pada hubungan formal karena sedikitnya kontak antar anggota dan kotak tersebut baru akan terjadi ketika ada kepentingan dan tujuan tertentu saja.
c. Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)
1) Paguyuban (Gemeinschaft)
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan kekal, hal ini dapat terbentuk pada ikatan keturunan contohnya keluarga. Menurut Tonnies ciri-ciri pokok paguyuban adalah sebagai berikut :
a. Intimate, adalah adanya hubungan yang mesra dan menyeluruh.
b. Private, adalah adanya hubungan yang bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.
c. Exclusive, bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain di luar “kita”
Apabila dalam suatu paguyuban terjadi pertentangan antar anggota maka pertentangan tersebut tidak akan bisa diatasi hanya dengan suatu hal saja dan akan menjalar ke bidang-bidang lain. Hal tersebut disebabkan adanya hubungan yang menyeluruh diantara anggotanya.
Jenis-jenis gemeinscaft terbagi menjadi 3, yaitu :
a. Gemeinschaft of Blood : yaitu mengacu pada ikatan kekerabatan (garis keturunan).
Contoh : keluarga dan kekerabatan.
b. Gemeinschaft of Place : yaitu merupakan ikatan berdasarkan kedekatan tempat tinggal atau tempat bekerja.
Contoh : rukun tetangga dan rukun warga
c. Gemeinschaft of Mind : yaitu mengacu pada hubungan persahabatan baik karena keahlian, pekerjaan atau pandangan yang sama meskipun diantara mereka tidak memiliki hubungan darah dan tinggal secara berjauhan. Pada umumnya paguyuban ini tidak memiliki ikatan yang sekuat paguyuban karena darah ataupun keturunan.
2) Patembayan (Gesselschaft)
Patembayan adalah kelompok yang didasari oleh ikatan lahiriah yang jangka waktunya terbatas, contohnya ikatan para pedagang atau pekerja yang memiliki kepentingan secara rasional.
d. Formal Grup dan Informal Grup
Formal grup merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja dibuat oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Kelompok formal disebut juga dengan istilah asosiasi atau organisasi. Contoh : organisasi mahasiswa seperti HIMAGEO (Himpunan Mahasiswa Geografi).
Informal group merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang dan merasa memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama. Pada kelompok informal ini pada umumnya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi media pertemuan berbagai kepentingan ataupun pengalaman- pengalaman yang sama.
e. Membership Group dan Reference Group
Membership group merupakan kelompok sosial yang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batasan yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang pada suatu kelompok secara fisik tidak bisa dilakukan secara mutlak hal tersebut diakibatkan adanya perubahan-perubahan keadaan. Kondisi yang tidak tetap akan mempengaruhi derajat interaksi dalam suatu kelompok. Untuk membedakan secara tegas keanggotaan atas dasar derajat interaksi dalam kelompok maka ditemukan adanya dua istilah yaitu nominal group-member dan peripheral group-member. Seorang anggota nominal group adalah orang yang dianggap berinteraksi dengan kelompok sosial oleh orang lain, meskipun interaksinya tidak intens. Sedangkan peripheral group dianggap tidak berhubungan lagi dengan kelompok sosial yang bersangkutan sehingga kelompok tersebut tidak mempunyai kekuasaan apapun juga atas anggota ataupun kelompok tersebut.
Reference group merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan dalam perilaku maupun mengembangkan kepribadian para individu yang tidak tercatat secara fisik dalam keanggotaan kelompok tersebut. Bisa juga diartikan sebagai kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang bukan anggota untuk membetuk pribadi dan perilakunya.
f. Kelompok Okupasional dan Volunter
Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Contohnya kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi, ikatan dokter Indonesia, dan lain-lain.
Kelompok volunteer adalah kelompok yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.
3. Kelompok-kelompok Sosial yang Tidak Teratur
a. Kerumunan (Crowd)
Kerumunan adalah individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada waktu yang bersamaan.
1) Formal Audience atau khalayak penonton atau pendengar resmi merupakan kerumunan yang mempunyai suatu pusat perhatian dan perencanaan tujuan, sifatnya sangat pasif. Contoh : penonton bioskop.
2) Planned Expressive Group merupakan kerumunan yang tidak mementingkan pusat-pusat perhatian, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tercermin dalam kegiatan-kegiatan serta kepuasan yang dihasilkan. Fungsinya sebagai pelepas ketegangan-ketegangan yang dialami karena kerja sehari-hari. Contoh : orang yang berekreasi.
3) Inconvenient Aggregation merupakan kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin mempergunakan fasilitas-fasilitas sama. Contoh : orang-orang antri karcis.
b. Publik
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi seperti radio atau televisi. Namun karena jumlahnya besar dan tempatnya tidak terbatas, akibatnya perhatian publik semakin tidak tajam.
4. Masyarakat Pedesaan (Rural Community) dan Masyarakat Perkotaan (Urban Community)
Dalam masyarakat yang modern, sering di bedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Community adalah masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (geografis) dengan batas-batas tertentu, dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota, dibandingkan dengan interaksi penduduk diluar batasan masyarakat.
Warga pedesaan, suatu masyarakat yang mempunyai suatu hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya kelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian.
Apabila ditinjau dari sudut pemerintahan hubungan antara penguasa dengan rakyat berlangsung secara tidak resmi. Segala sesuatu dijalankan atas dasar musyawarah. Disamping itu, karena tidak adanya pembagian kerja yang tegas, seorang penguasa sekaligus mempunyai beberapa kedudukan dan peranan yang sama sekali tidak dapat dipisah-pisahkan atau paling tidak sukar untuk dibeda-bedakan.
Masyarakat kota (urban community) adalah masyarakat yang anggota-anggotanya terdiri dari manusia yang bermacam-macam lapisan atau tingakatan hidup, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain. Mayoritas penduduknya hidup dengan bermacam-macam jenis pekerjaan yang bersifat non-agraris.
Ada beberapa ciri lagi yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu sebagai berikut :
a. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
b. Sikap hidupnya cenderung individualisme atau egoisme.
c. Memiliki tingkah laku yang bergerak maju, mempunyai sikap kreatif, radikal dan dinamis.
d. Memiliki sifat materialistis.
e. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
f. Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas dan punya batas-batas nyata.
g. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak oleh warga kota dari pada warga desa.
h. Jalan pikiran rasional pada umumnya dianut oleh masyarakat perkotaan, menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
i. Jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
j. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan dengan nyata di kota-kota karena kota biasanya terbuka, dalam menerima pengaruh luar.
Sehubungan dengan perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, kiranya perlu pula disinggung perihal urbanisasi. Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Proses tersebut terjadi menyangkut 2 aspek yaitu :
a. Perubahan masyarakat desa menjadi masyarakat kota.
b. Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa (pada umumnya disebabkan karena penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di kota).
Ada beberapa sebab yang mengakibatkan urbanisasi diantaranya :
a. Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibu kota (seperti Jakarta).
b. Letak tempat tersebut yang sangat strategis untuk usaha-usaha perdagangan atau perniagaan, misalnya kota pelabuhan atau kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan mentah.
c. Timbulnya industri di daerah itu, yang memproduksikan barang maupun jasa.
Faktor pendorong masyarakat desa untuk meninggalkan daerah kediamannya adalah sebagai berikut:
a. Di desa lapangan pekerjaan pada umumnya kurang.
b. Penduduk desa pada umumnya para muda-mudi merasa tertekan pada adat istiadat yang mengakibatkan cara hidup yang monoton.
c. Di desa tidak dapat banyak mendapatkan ilmu pengetahuan.
d. Rekreasi yang merupakan salah satu faktor penting di bidang spiritual kurang sekali dan kalau juga ada perkembangan sangat lambat.
e. Bagi penduduk desa yang mempunyai keahlian lain selain bertani seperti misalnya kerajinan tangan tentu menginginkan pasar yang sangat luas bagi hasil produksinya. Ini tidak mungkin di dapatkan di desa.
Sebaliknya akan di jumpai pula beberapa faktor penarik dari kota, antara lain sebagai berikut :
a. Penduduk desa beranggapan bahwa di kota banyak pekerjaan dan banyak penghasilan.
b. Di kota banyak kesempatan mendirikan perusahaan industri dan lain-lain.
c. Di kota lebih banyak modal.
d. Pendidikan di kota lebih banyak dan lebih mudah didapat.
e. Kota merupakan suatu tempat yang lebih menguntungkan mengembangkan jiwa dengan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya.
f. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam orang dan dari segala lapisan.
5. Kelompok Kecil (Small Group)
Small group adalah suatu grup yang secara teoretis terdiri paling sedikit dari dua orang, di mana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan itu sendiri, penting baginya. Yang termasuk small group misalnya awak pesawat, keluarga batih dan sebagainya.
6. Dinamika Kelompok Sosial
Setiap kelompok sosial pasti mengalami perubahan. Perubahan dalam setiap kelompok sosial, ada yang mengalami perubahan secara lambat, namun ada pula yang mengalami perubahan dengan cepat.
Perubahan struktur sosial disebabkan karena beberapa hal diantaranya, pertama disebabkan karena perubahan situasi. Situasi yang dimaksud disini adalah keadaan dimana kelompok tadi hidup.
Sebab kedua adalah pergantian anggota-anggota kelompok. Pergantian anggota suatu kelompok tidak perlu membawa perubahan struktur kelompok tersebut. Akan tetapi ada pula kelompok-kelompok sosial yang mengalami kegoncangan setelah ditinggalkan anggotanya, apalagi jika anggota tersebut mempunyai kedudukan penting dalam kelompok. Misalnya dalam suatu keluarga. Penyebab lainnya adalah perubahan situasi sosial dan ekonomi.
7. Formal group
merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja dibuat oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Kelompok formal disebut juga dengan istilah asosiasi atau organisasi. Sedangkan informal grup merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang dan merasa memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.
8. Membership group
merupakan kelompok sosial yang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Sedangkan Reference group merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan dalam perilaku maupun mengembangkan kepribadian para individu yang tidak tercatat secara fisik dalam keanggotaan kelompok tersebut.
9. Kelompok okupasional
Kelompok Opsional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Sedangkan kelompok volunteer adalah kelompok yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat.
10. Kerumunan (crowd)
Kerumunan (crowd) adalah individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada waktu yang bersamaan.
11. Publik
merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi seperti radio atau televisi.
12. Masyarakat pedesaan (rural community)
yaitu suatu masyarakat yang mempunyai suatu hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sedangkan masyarakat kota (urban community) adalah masyarakat yang anggota-anggotanya terdiri dari manusia yang bermacam-macam lapisan atau tingakatan hidup, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain.
13. Small group
adalah suatu grup yang secara teoretis terdiri paling sedikit dari dua orang, di mana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan itu sendiri, penting baginya.
14. Dinamika kelompok sosial
merupakan perubahan yang terjadi dalam setiap kelompok sosial, ada yang mengalami perubahan secara lambat, namun ada pula yang mengalami perubahan dengan cepat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kelompok sosial adalah sekumpulan manusia yang mempunyai ciri-ciri yang sama, mempunyai pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, dan mempunyai kesadaran bersama akan keanggotaannya.
2. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang tertikat oleh rasa identitas bersama.
3. Dasar pembentukan kelompok sosial diantaranya : Kepentingan yang sama (Common Interest), Kesamaan darah dan keturunan (Common Ancestry), daerah atau wilayah yang Sama dan ciri fisik yang sama.
4. In-group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya. Sedangkan out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya.
5. Kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan adanya ciri-ciri saling mengenal antar anggotanya serta adanya kerja sama erat yang bersifat pribadi. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang ditandai dengan pergaulan yang formal, tidak pribadi dan bercirikan kelembagaan, misalnya partai politik atau organisasi formal lainnya.
B. Saran
Saran kami kepada semua pihak adalah agar lebih memahami tentang kondisi sosial yang ada di sekitar kita. Kita adalah manusia dan sebagai makhluk sosial seharusnya peka terhadap lingkungan sekitar. Khususnya pada kelompok sosial. Pada kehidupan bermasyarakat terdapat kelompok sosial yang bermacam-macam. Misalnya kelompok primer dan sekunder, formal dan informal, paguyuban dan patembayan, dan lain-lain seperti yang telah kami
Comments
Post a Comment
Salam Sukses Ananda Collection
Pembaca termasuk membantu mengembangkan Blog ini Dengan cara berkomentar yang sesuai Artikel